Isbroad.com, Bandung - Tingginya angka kriminalitas di Kota Bandung jadi perhatian serius yang tidak bisa diabaikan begitu saja. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2022, ada 2.626 kasus kriminal yang tercatat di kota ini. Dari penipuan, penggelapan, hingga perampokan, semuanya menyumbang keresahan di masyarakat. Angka ini bukan hanya sekadar data, tetapi cerminan nyata dari persoalan keamanan yang belum terselesaikan di Bandung, sekaligus tantangan besar bagi penegak hukum.
Menariknya, penipuan menjadi jenis kejahatan dengan kasus terbanyak, mencapai 634 kasus sepanjang tahun. Ini mengindikasikan bahwa banyak pelaku memanfaatkan kelengahan masyarakat untuk meraup keuntungan dengan cara licik. Selain itu, 263 kasus penggelapan dan 223 kasus perampokan menunjukkan adanya celah yang dimanfaatkan oleh para pelaku kriminal. Tingginya angka ini seolah memberi sinyal bahwa upaya pencegahan dan pengawasan di kota ini masih perlu ditingkatkan.
Di tengah kondisi ini, peran penegak hukum seperti kepolisian sangatlah penting. Bukan hanya dengan melakukan penindakan setelah kejahatan terjadi, tapi juga dengan memperkuat pencegahan. Patroli yang lebih rutin, penempatan CCTV di titik rawan, serta edukasi masyarakat soal keamanan bisa jadi langkah awal yang konkret. Namun, harus diakui bahwa akar masalah kriminalitas sering kali lebih dalam, seperti tingkat pengangguran yang tinggi atau kondisi ekonomi yang sulit. Hal-hal ini juga harus menjadi perhatian serius.
Selain soal pencegahan, penanganan laporan kriminal juga perlu dibenahi. Tidak jarang masyarakat merasa enggan melapor karena proses yang dianggap ribet dan lambat. Kalau masyarakat tidak percaya dengan sistem yang ada, bagaimana mereka mau bekerja sama? Institusi penegak hukum harus berbenah dengan memberikan pelayanan yang cepat, mudah, dan transparan. Dengan begitu, warga akan merasa lebih aman dan didengar.
Namun, tidak bisa semuanya dibebankan ke penegak hukum. Masyarakat juga punya peran besar dalam menjaga keamanan lingkungan. Misalnya, lewat program keamanan lingkungan seperti siskamling atau patroli bersama. Kolaborasi antara masyarakat dan kepolisian ini penting untuk mendeteksi potensi kejahatan lebih awal. Dengan kerja sama yang erat, upaya pencegahan bisa lebih efektif, dan masyarakat pun merasa lebih terlibat dalam menciptakan rasa aman.
Pada akhirnya, menurunkan angka kriminalitas di Kota Bandung bukan hanya soal penindakan hukum, tapi juga soal menciptakan kota yang peduli dengan kesejahteraan warganya. Dibutuhkan kerja sama dari semua pihak—kepolisian, pemerintah, dan masyarakat untuk membangun lingkungan yang lebih aman. Jika setiap elemen berkontribusi, Kota Bandung bisa menjadi tempat yang nyaman dan ramah bagi siapa saja, bukan hanya untuk tinggal, tapi juga untuk tumbuh dan berkembang.
Edi Suprapto
Mahasiswa UIN Sunan Gunung Djati Bandung
Tidak ada komentar
Posting Komentar