Perang di Jalanan, Transportasi Digital vs Tradisional | Isbroad - Memberi Wawasan Memajukan Peradaban

Perang di Jalanan, Transportasi Digital vs Tradisional

Sumber: Mediasi ojol dan opang di Pasir Impun Bandung (tribunjabar.id/Nazmi Abdurrahman)

Isbroad.com, Bandung - Di tengah kemajuan teknologi yang pesat, perseteruan antara ojol dan opang tidak kunjung padam. Pasalnya, ojol yang mulai beroperasi dari tahun 2010 dan menggurita dalam beberapa tahun terakhir terutama pasca-pandemi, ketika kebutuhan akan layanan transportasi kembali meningkat. Masyarakat semakin bergantung pada teknologi digital, walaupun begitu ojol masih ditolak oleh beberapa pihak, khususnya dari pihak opang yang sama-sama menggeluti pasar transportasi.

Belum lama ini, tepatnya pada (06/09/24) terjadi bentrok antara ojol dan opang Pasir Impun, Bandung. Kejadian ini berujung terbukanya zona hijau di daerah Pasir Impun jika pemerintah dan pihak ojol mau memberikan ganti rugi sebesar Rp 1,35 miliar.

Tak jauh berbeda dari Pasir Impun, daerah sekitaran UIN Bandung pun masih belum berstatus zona hijau. Khususnya daerah Manisi dan Cipadung, yang mana sebagian besar mahasiswa memilih kosan dan menetap di sana. Karenanya banyak mahasiswa yang kesulitan memesan layanan ojol jika akan atau pulang dari bepergian.

Daerah yang sebagian besar dihuni oleh para generasi muda yang sangat paham dengan teknologi, seharusnya bisa meluluhkan hati opang. Fenomena ini merupakan peluang yang bisa mereka manfaatkan untuk menghasilkan uang, dengan cara mulai belajar dan mengikuti perkembangan teknologi. Karena mau bagaimanapun, kemajuan teknologi tak dapat dibendung dan dipungkiri oleh siapapun. Siapa yang tidak mengikutinya dan bertahan, maka ia akan tergerus habis.

Banyak pertimbangan dari mahasiswa untuk menggunakan layanan opang, selain tarif harga yang tak bisa diperkirakan juga masalah keamanan dan keselamatan yang tidak menjamin. Mahasiswa lebih memilih ojol karena memiliki efisiensi waktu dalam pemesanan, tarif harga jelas dan keamanan terjaga melalui aplikasi yang dipantau oleh pihak ojol sendiri.

Meskipun opang memiliki keunggulan dalam keakraban dan loyalitas pelanggan lokal, itu tidak bisa diterapkan di daerah dengan mobilitas tinggi. Banyak opang yang enggan beradaptasi dengan perkembangan teknologi, sikap defensif ini justru memperlemah posisi mereka di pasar transportasi yang semakin kompetitif.

Dalva Tiburusdah
Mahasiswa UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Tidak ada komentar

Posting Komentar

ⓒ all rights reserved Isbroad KPI 2024