Menggugah Kesadaran Generasi Muda di Tengah Kemandirian Lansia | Isbroad - Memberi Wawasan Memajukan Peradaban

Menggugah Kesadaran Generasi Muda di Tengah Kemandirian Lansia

Isbroad.com, Bandung - Fenomena meningkatnya jumlah anak muda yang memilih menjadi pengemis dibanding memanfaatkan usia produktif mereka untuk bekerja atau berusaha adalah kenyataan yang menyedihkan di tengah masyarakat kita. Hal ini kontras dengan banyak lansia yang, meskipun kondisi fisik mereka sudah menurun, tetap gigih berjuang untuk mencari nafkah dengan cara-cara yang bermartabat, seperti berdagang kecil-kecilan atau memulung barang bekas. Perbedaan sikap ini menjadi cerminan krisis nilai dan mentalitas yang melanda generasi muda saat ini.


Menurut data yang dirilis oleh Kementerian Sosial pada tahun 2023, terdapat lebih dari 100 ribu pengemis di Indonesia, dan jumlah ini menunjukkan peningkatan yang signifikan pada kelompok usia muda, yakni antara 15 hingga 30 tahun. Sebaliknya, data dari Asosiasi Pedagang Kecil Indonesia (APKINDO) mencatat bahwa lebih dari 60% pedagang kaki lima yang masih aktif berjualan di perkotaan merupakan lansia berusia di atas 50 tahun. Lansia ini sering kali bekerja tanpa mengeluh meskipun hasil yang mereka dapatkan jauh dari kata cukup.


Pilihan anak muda untuk mengemis sering kali dipengaruhi oleh mentalitas instan dan kemudahan mendapatkan uang tanpa harus bersusah payah. Kondisi ini diperparah oleh lingkungan sosial yang permisif dan kurangnya dorongan untuk mandiri. Padahal, usia muda adalah fase produktif yang semestinya digunakan untuk belajar, bekerja, dan mengembangkan potensi diri. Ironisnya, banyak dari mereka yang sehat secara fisik justru memilih menjadi beban bagi masyarakat dengan memanfaatkan empati orang lain.


Di sisi lain, lansia yang seharusnya menikmati masa tua justru menunjukkan semangat juang yang luar biasa. Mereka berdagang makanan kecil di pinggir jalan, memulung barang bekas, atau menjalankan pekerjaan sederhana lainnya untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka tanpa bergantung pada orang lain. Sikap ini menunjukkan nilai-nilai kemandirian, tanggung jawab, dan rasa hormat terhadap martabat diri yang kian langka di kalangan generasi muda.


Fenomena ini tidak hanya mencerminkan pergeseran nilai-nilai moral, tetapi juga menjadi tantangan serius bagi upaya pemerintah dalam mengatasi kemiskinan dan pengangguran. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) pada Februari 2023, tingkat pengangguran terbuka di Indonesia mencapai 5,45%, dengan kontribusi terbesar dari kelompok usia muda. Banyaknya anak muda yang memilih mengemis menunjukkan bahwa masalah ini bukan hanya soal kurangnya lapangan kerja, tetapi juga soal pola pikir yang keliru dalam memaknai kerja keras dan kemandirian.


Upaya untuk mengatasi fenomena ini memerlukan pendekatan yang komprehensif. Pemerintah perlu memperluas akses pendidikan dan pelatihan keterampilan bagi anak muda, khususnya di komunitas-komunitas yang rentan. Program pemberdayaan ekonomi berbasis komunitas, seperti pelatihan wirausaha, juga bisa menjadi solusi untuk menciptakan peluang kerja yang lebih baik.


Selain itu, peran keluarga sangat penting dalam membentuk karakter anak muda. Orang tua perlu menanamkan nilai-nilai kerja keras, tanggung jawab, dan pentingnya hidup mandiri sejak dini. Sementara itu, masyarakat perlu lebih bijak dalam memberikan bantuan. Memberi uang langsung kepada pengemis sering kali justru memperkuat pola pikir instan dan ketergantungan. Bantuan sebaiknya disalurkan melalui lembaga resmi yang memiliki program pemberdayaan, sehingga dampaknya lebih berkelanjutan.


Pada akhirnya, fenomena ini menjadi pengingat bahwa kemajuan suatu bangsa tidak hanya ditentukan oleh pembangunan fisik, tetapi juga oleh kualitas moral dan mentalitas generasi mudanya. Kita semua memiliki tanggung jawab untuk menciptakan lingkungan yang mendukung tumbuhnya generasi yang lebih mandiri, produktif, dan bermartabat. Hanya dengan kerja keras bersama, kita bisa mengubah tren negatif ini menjadi peluang untuk membangun masa depan yang lebih baik.


Fadila Insani Gusti

Mahasiswa UIN Sunan Gunung Djati BandungMahasiswa UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Tidak ada komentar

Posting Komentar

ⓒ all rights reserved Isbroad KPI 2024