Isbroad.com, Bandung - Klab Heiwa, sebuah komunitas yang didirikan pada 18 Januari 2011, telah menjadi wadah bagi mereka yang tertarik dengan bahasa dan budaya Jepang. Nama “Heiwa,” yang berarti “perdamaian,” diambil dari terjemahan 10 Dasasila Bandung dalam bahasa Jepang, yaitu 平和自由原則 (Heiwa Jiyuu Gensoku). Dengan semangat ini, Klab Heiwa berkomitmen untuk memperkenalkan prinsip-prinsip perdamaian dan kebebasan melalui berbagai kegiatan yang menarik.
Setiap akhir pekan, klab yang di bawah naungan komunitas Sahabat Museum Konferensi Asia Afrika (SMKAA) ini mengadakan kelas yang berlangsung dari 08.00 hingga 10.00 WIB. Kegiatan tersebut terbagi menjadi beberapa sesi, di mana anggota dapat memilih untuk belajar bahasa Jepang, memahami budaya, mengeksplorasi sastra, atau menerapkan adat kehidupan sehari-hari orang Jepang.
Materi bahasa yang diajarkan di Klab Heiwa dibagi menjadi dua tingkatan: pemula dan normal. Bagi pemula, kelas ini menawarkan pengenalan dasar Bahasa Jepang, termasuk Hiragana dan Katakana, serta kosa kata yang relevan dengan Museum KAA. Sementara itu, anggota yang berada di tingkat normal akan mempelajari konsep yang lebih kompleks, seperti Kanji dan tata bahasa, yang sangat penting untuk memahami dan menggunakan bahasa Jepang secara efektif.
Selain bahasa, Klab Heiwa juga memberikan wawasan tentang budaya Jepang. Melalui berbagai kegiatan, anggota dapat belajar cara memakai baju tradisional Jepang dan mengenal beragam festival serta event yang diadakan di Jepang. Kegiatan ini tidak hanya menambah pengetahuan, tetapi juga memberikan pengalaman langsung yang memperkaya pemahaman budaya Jepang.
Sastra Jepang juga menjadi fokus penting dalam komunitas ini. Dengan menggunakan metode permainan seperti karuta kana, anggota dapat belajar sambil bersenang-senang. Dalam permainan ini, dua orang atau lebih berkompetisi untuk mencari kata yang disebutkan darikalimat sastra di kartu. Ini bukan hanya cara yang menyenangkan untuk belajar, tetapi juga membangun keterampilan kolaborasi dan komunikasi antar anggota.
Kehidupan sehari-hari orang Jepang juga menjadi bagian dari materi yang diajarkan di Klab Heiwa. Anggota diajarkan tentang kebiasaan baik yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, seperti mencuci tangan setelah keluar, tidak membuang sampah sembarangan, dan menjadi ramah kepada pengunjung. Meskipun tampak sederhana, menerapkan adat ini memerlukan konsistensi dan niat yang kuat.
Pada tahun 2014, Klab Heiwa menggelar Festival Topeng, sebuah event yang memperkenalkan berbagai topeng khas dari Indonesia dan Jepang. Festival ini tidak hanya menunjukkan keindahan seni topeng, tetapi juga memberikan pemahaman mendalam tentang sejarah dan makna di balik setiap topeng. Acara ini berhasil menarik perhatian banyak orang dan menjadi salah satu highlight dalam kalender kegiatan komunitas.
Selama masa pandemi, Klab Heiwa beradaptasi dengan mengalihkan kegiatan ke platform online seperti Zoom dan YouTube. Meskipun tantangan baru muncul, anggota tetap dapat menikmati pembelajaran yang menarik dengan menonton film tentang sejarah awal samurai. Aktivitas ini tidak hanya menambah wawasan, tetapi juga memungkinkan anggota untuk berinteraksi dan berbagi pengalaman meskipun secara virtual.
Dengan komitmen untuk menyebarkan nilai-nilai perdamaian dan kebebasan, Klab Heiwa terus berupaya untuk menjadi jembatan antara budaya Jepang dan Indonesia. Melalui berbagai kegiatan yang menarik dan mendidik, komunitas ini tidak hanya membentuk individu yang lebih baik, tetapi juga memperkuat hubungan antarbudaya yang harmonis.
Reporter: Cecep Ilham
Tidak ada komentar
Posting Komentar