Isbroad.com, Bandung - Beberapa tahun belakangan, masyarakat Indonesia banyak yang mengeluhkan tingginya harga tiket pesawat domestik, dibandingkan dengan harga tiket penerbangan internasional yang lebih murah. hal ini menyebabkan banyak masyarakat Indonesia lebih memilih berwisata keluar negeri dari pada didalam negeri.
Salah satu faktor utama mahalnya tiket domestik yaitu biaya operasional yang tinggi. Maskapai penerbangan harus mengeluar biaya yang lebih untuk perawatan pesawat, gaji kru maskapai,bahan bakar, dan lain-lain. Untuk penerbangan domestik, Bahan bakar pesawat avtur mengalami peningkatan harga karena dikenakan pajak jika dibandingkan dengan penerbangan rute internasional yang cenderung lebih murah.
Dikutip dari Asosiasi Maskapai Penerbangan Nasional Indonesia, terdapat komponen biaya tambahan selain tarif dasar tiket yang harus dibayarkan oleh penumpang, yaitu biaya Pelayanan Jasa Penumpang Pesawat Udara (PJP2U) yang besarannya berbeda disetiap bandara.
Dalam Undang-Undang No. 1 Tahun 2009 tentang penerbangan dijelaskan mengenai peran pemerintah dalam menetapkan regulasi harga tiket penerbangan yang dilakukan oleh Kementrian Perhubungan (Kemenhub). pemerintahan Jokowi sudah membentuk satgas untuk menanggulangi masalah tarif pesawat yang mahal namun belum memperlihatkan hasil yang signifikan.
Pada pemerintahan Prabowo satgas penurunan harga tiket pesat tersebut tetap dipertahankan dengan tujuan untuk menganalisis dan menemukan solusi dalam mengatasi harga tiket domestik yang mahal. Dalam upayanya, satgas melakukan pengkajian dari segala aspek yang berkaitan dalam menentukan regulasi penetapan harga tiket pesawat. Hingga saat ini Kemenhub masih menunggu hasil dari satgas penurunan harga tiket untuk membuat kebijakan dalam upaya membuat penerbangan domestik lebih diminati dengan menurunkan harga tiket penerbangan.
Dengan upaya yang sudah dilakukan, diharapkan pemerintah mampu menciptakan regulasi harga tiket pesawat secara bijak dengan mempertimbangkan segala aspek yang berkaitan sehingga industri wisata dalam negeri semakin berkembang dan lebih diminati.
Defi Selfia
Mahasiswa UIN Sunan Gunung Djati Bandung
Tidak ada komentar
Posting Komentar