Isbroad.com, Tasikmalaya - Neng Fajrin Andiny mahasiswi jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam dan merupakan Brand Ambassador UIN Sunan Gunung Djati Bandung 2024 kembali mengukir prestasi dalam Pasanggiri Mojang Jajaka Sukapura Kabupaten Tasikmaya 2024.
Dalam pasanggiri tersebut, Neng Fajrin mewakili kecamatan Cikalong dan menjadi satu-satunya peserta mojang yang meraih dua penghargaan sekaligus, yaitu kategori Best Video Pariwisata Kabupaten Tasikmalaya dan Mojang Kewes Sukapura 2024.
Kedua penghargaan tersebut diterima oleh Neng Fajrin di Gedung DPRD Kabupaten Tasikmalaya, Singaparna, Rabu (24/7)
Berbeda dengan peserta lain, Neng Fajrin mengungkapkan alasannya mengikuti pasanggiri tersebut bukan semata-mata untuk menjadi pinilih, namun pada awalnya ia hanya mengejar penghargaan kategori kameumeut atau favorit.
“Ya, alasan saya mengikuti ajang ini hanya untuk menepati janji saya kepada mendiang aa saya, beliau merupakan Jajaka kameumeut Sukapura 2017 yang meninggal dua tahun lalu tepat sehari sebelum dia wisuda S1, jadi tidak ada keinginan dari hati saya sedikitpun untuk meraih kejuaraan lain disini” jelasnya.
Neng Fajrin juga menyebutkan bahwa persaingan memperebutkan juara kameumeut sangat sengit dengan kualifikasi finalis harus menjual coklat sponsor dan mendapatkan like instagram sebanyak-banyaknya. Like terbanyak berhasil ia dapatkan dengan selisih yang begitu jauh dari temannya, namun dalam penjualan coklat ia gagal.
Menurut informasi yang didapat, satu like instagram dihitung dengan satu poin, dan penjualan satu coklat dihitung dengan 5 poin.
“Melihat poin yang dikumpulkan oleh salah satu finalis lain dari penjualan coklat, saya menyerah untuk mengejar juara kameumeut karena pesanan dia benar-benar membludak dan bisa dipastikan tidak akan ada yang bisa mengejarkan bahkan total pesanannya mencapai sepuluh juta rupiah lebih.” tambahnya.
Dengan hilangnya kesempatan meraih kejuaraan tersebut, membuatnya sedih dan terpukul karena dia merasa gagal dalam memenuhi salah satu keinginan dari mendiang kakaknya.
Berbagai dukungan diberikan oleh peserta lain yang mengetahui alasan dia mengikuti pasanggiri ini.
Hingga pada saat pengumuman kejuaraan, dia berhasil meraih dua penghargaan sekaligus tanpa dia duga sebelumnya.
“Saya ga menyangka sedikitpun bisa meraih dua penghargaan ini, apalagi dinobatkan sebagai Mojang Kewes. Karena salah satu penilaian penghargaan ini adalah potogenic dan banyak peserta lain yang sudah lama terjun di dunia modelling jadi saya pikir mereka yang lebih pantas mendapatkanya”, jelasnya.
Dia juga menjelaskan sebelum malam grand final berlangsung, pada saat dia turun dari panggung pinton anggon (fashion show) dia sempat didatangi dan dipuji oleh beberapa MUA atas penampilannya yang dianggap paling berhasil memperagakan gaun yang dikenakannya.
“Senang rasanya mendapatkan pujian tersebut ditengah kegagalan yang telah saya alami sebelumnya, apalagi gaun yang saya kenakan adalah gaun dari attire wedding terkenal yaitu Kewes Kebaya”.
Tidak mudah baginya meraih pencapaiannya kali ini. Banyak rintangan yang telah dia alami mulai dari pulang pergi Bandung-Tasik-Cikalong yang bisa menghabiskan waktu tujuh jam perjalanan hingga sempat ingin mengundurkan diri karena tidak adanya restu dari ayahnya. Hingga pada akhirnya restu tersebut ia dapatkan.
Banyak sekali Pelajaran yang dia dapatkan dari perjalanannya kali ini. Neng Fajrin bersyukur sudah melangkah sejauh ini. Dia berterima kasih dan mendedikasikan penghargaannya kepada mendiang kakaknya, orang tua, bapak Camat, keluarga, teman-teman terkhusus Clara dan Kang Totoh yang telah membantunya selama ini.
Tidak ada komentar
Posting Komentar