Isbroad.com, Bandung - Dengan mengadakan program Kelompok Swadaya Masyarakat Pengelolaan Sampah Terpadu (KSM PST) demi menuju lingkungan yang bersih dan mengelola sampah menjadi hal yang bermanfaat bagi masyarakat Cigending, yang dimulai sejak tahun 2017 hanya di RW 09 dan dilegalkan oleh lurah pada tahun 2020 sebagai KSM PST di Kelurahan Cigending.
Awalnya kelompok ini mulai melakukan pekerjaannya selama seminggu sekali di hari Rabu, namun setelah adanya mesin penggiling sampah dilakukan selama satu minggu dua kali yaitu pada hari Rabu dan Minggu, dan untuk relawannya karena tempat pengelolaan sampah itu berada di RW. 09. Kebanyakan relawan itu berasal dari warga RW. 09, meskipun begitu ada juga dari beberapa RW lain yang menjadi relawan KSM PST.
Kebanyakan relawan ini yang menjadi pengurus KSM PST, ataupun yang menjadi pengurus RT atau pengurus RW. Metode yang mereka kerjakan diawali dengan satu metode program dari kota Bandung yaitu "Satu Juta Biopori" yang mana tiap-tiap RW menggali lubang untuk biopori, sehingga disitulah muncul ide untuk menjadikan tempat pengelolaan sampah. Dan dari tahun ke tahun masyarakat mengikuti program pemerintah yang mana mengurangi lapisan masyarakat, sehingga menjadi lebih inten dalam pengelolaan sampah di masyarakat.
"Semuanya diawali dengan program-program yang ada pada pemerintah Kota Bandung yang mana memicu para masyarakat untuk peduli pada lingkungan, dan alhamdulillah semua nya memiliki kesadaran dalam menanggulangi sampah menjadi hal yang bermanfaat," ungkap Hermawan kepala KST PMT saat diwawancara pada Rabu, (16/10/2024).
Para relawan yang bekerja biasanya di mulai pada pukul 08.00 WIB di Pusat Olahan Organik (POO) hingga pukul 11.00 WIB. Karena sadar akan hal yang terjadi, pada dasarnya Kota Bandung mengalami darurat Sampah karenA tidak adanya Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yang disediakan khusus di Kota Bandung. Yang terjadi saat ini, Kota Bandung masih ikut kepada wilayah lain untuk membuang sampah pada TPA. Bahkan dari kota Bandung sendiri menghimbau agar setiap daerahnya bisa mengolah sampahnya sendiri.
Dahulu warga yang datang kepada tempat KST PMT untuk memberikan sampah, dan hal itu menjadi evaluasi bagi pengurus KSM PST karna dirasa agak kesulitan bagi RT yang jauh, akhirnya dari pengurus KSM PST menyediakan ember transit sampah organik untuk disetorkan kepada tempat pengolahan sampah, dan sampah organik ini diolah menjadi konvensi magit atau pengomposan yang menjadi pupuk, sedangkan yang anorganik dipisah, ada yang didaur ulang ataupun dijual yang diurus oleh relawan ibu-ibu PKK, dan terakhir yang residu dibuang ke tempat pembuangan sampah.
Banyak sekali tantangan yang di hadapi oleh relawan dan para pengurus KSM PST karena mereka harus berurusan dengan sampah, "Menurut saya berurusan dengan sampah seperti halnya mengurus peradaban, dan mayoritas di Indonesia masih pola konvensional, jadi sampah itu disimpan, diangkut, dan dibuang. Padahal itu menjadi buang waktu yang nantinya tidak akan ketampung bahkan menjadi overload,” ujar Hermawan.
Namun di satu sisi beliau tetap menjalani tugasnya sebagai ketua KST PMT beserta para relawannya dengan membantu kita Bandung terhindar dari sampah, bahkan beliau berharap untuk setiap warga khususnya kelurahan Cigending umunya seluruh masyarakat Indonesia untuk meningkatkan kesadaran kepada sampah, sampah ini tidak harus dijauhi tetapi harus bisa di olah menjadi yang bermanfaat.
Reporter: Dafiansyah Andi Ghiffari
Tidak ada komentar
Posting Komentar