Isbroad.com, Bandung - Memiliki gelar sarjana membuat banyak orang tergiur akan profesi yang hebat, gaji besar, dan terkenal. Namun tidak berlaku untuk yang satu ini, ketika lulus dan diberi gelar sarjana, Yana Suryana (55) memilih jalan hidupnya menjadi tukang las. Di tahun 2022 diangkat menjadi sosok teratas di kepengurusan DKM Al-Amin, Cimekar.
Ayah dari tiga orang anak ini sudah menjalani pahit manis kehidupan, dari tukang las hingga memutuskan untuk mengabdi menjadi ketua DKM. Pekerjaan kecil yang sehari-hari dijalani dengan bahagia dilandasi rasa tanggung jawab yang besar tidak membuat Yana berkecil hati, alhasil dapat memenuhi kebutuhan hidup istri dan tiga orang anaknya.
"Saya tidak pingin menjadi sosok yang bagaimana, sing penting bahagia bersama keluarga dan senantiasa mengharap ridho Allah Swt. Udah itu aja," harap ia saat diwawancarai pada Senin, (28/10/2024).
Lelaki kelahiran Tagog, Cileunyi Bandung ini dengan penghasilan yang tak nentu setiap bulannya, Yana tetap menerimanya dengan rasa sukur nan gembira. Ia selalu menanggap bahwa, "Apabila pekerjaan selalu dijalani dengan ikhlas, maka akan jadi berkah," jelasnya.
Dengan hadirnya tiga orang anak dalam keluarga sederhananya, lelaki paruh baya ini sempat merasa beban yang dipikulnya semakin berat. Namun sang istri tidak hanya duduk manis, bekerja sebagai tenaga pendidik honorer di salah satu Sekolah Dasar Negeri (SDN) di Bandung Timur.
Anak pertama berhasil menjadi wisudawati di Politeknik Negeri Bandung (Polban), Agustus 2023. Anak kedua sedang menempuh pendidikan kuliah di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) semester 5, dan anak ketiga sedang mengenyam pendidikan di Ponpes Darussalam, Bogor dan kuliah. "Alhamdulillah, profesi tak seberapa dengan penghasilan yang tidak menentu. Saya dengan istri berkomitmen untuk memberikan pendidikan yang layak untuk anak, karena ilmu itu penting tidak cuma di Dunia tapi juga Akhirat," tegasnya.
Menjadi Ketua DKM
Ayah dari tiga orang anak ini sudah menjalani pahit manis kehidupan, dari tukang las hingga memutuskan untuk mengabdi menjadi ketua DKM. Pekerjaan kecil yang sehari-hari dijalani dengan bahagia dilandasi rasa tanggung jawab yang besar tidak membuat Yana berkecil hati, alhasil dapat memenuhi kebutuhan hidup istri dan tiga orang anaknya.
"Saya tidak pingin menjadi sosok yang bagaimana, sing penting bahagia bersama keluarga dan senantiasa mengharap ridho Allah Swt. Udah itu aja," harap ia saat diwawancarai pada Senin, (28/10/2024).
Lelaki kelahiran Tagog, Cileunyi Bandung ini dengan penghasilan yang tak nentu setiap bulannya, Yana tetap menerimanya dengan rasa sukur nan gembira. Ia selalu menanggap bahwa, "Apabila pekerjaan selalu dijalani dengan ikhlas, maka akan jadi berkah," jelasnya.
Dengan hadirnya tiga orang anak dalam keluarga sederhananya, lelaki paruh baya ini sempat merasa beban yang dipikulnya semakin berat. Namun sang istri tidak hanya duduk manis, bekerja sebagai tenaga pendidik honorer di salah satu Sekolah Dasar Negeri (SDN) di Bandung Timur.
Anak pertama berhasil menjadi wisudawati di Politeknik Negeri Bandung (Polban), Agustus 2023. Anak kedua sedang menempuh pendidikan kuliah di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) semester 5, dan anak ketiga sedang mengenyam pendidikan di Ponpes Darussalam, Bogor dan kuliah. "Alhamdulillah, profesi tak seberapa dengan penghasilan yang tidak menentu. Saya dengan istri berkomitmen untuk memberikan pendidikan yang layak untuk anak, karena ilmu itu penting tidak cuma di Dunia tapi juga Akhirat," tegasnya.
Menjadi Ketua DKM
Berawal hanya aktif sebagai masyarakat pada umumnya di Masjid, membantu apabila seseorang atau pengurus sebelumnya membutuhkan tenaganya, menghadiri pengajian atau kumpulan warga di Masjid, sampai akhirnya warga senang dengan kehadirannya dan periode kepengurusan akan mencari pengganti estafet kepemimpinan selanjutnya. Jadilah Yana sebagai ketua DKM periode 2022 – 2025.
Selain karena panggilan, alasan lain mengapa Yana mengambil jabatan sosok ketua DKM adalah rasa percaya warga yang telah diserahkan kepadanya dan ingin menjadi insan bermanfaat di usia tuanya. Akan tetapi, sekali lagi Ia tetap bersyukur, di kota besar seperti Bandung masih banyak orang yang tidak memiliki pekerjaan, bahkan bergantung hidup dengan orang lain. Ayah dari tiga orang anak ini tetap merekahkan senyum sembari menjalani pekerjaan yang dijalani saat ini.
"Namun pekerjan las tidak saya tinggalkan, jika ada panggilan saya akan datang dan kerjakan," tukasnya.
Mengakhiri sesi wawancara, beliau juga memberikan amanat untuk generasi penerus bangsa saat ini dan seterusnya. "Apapun profesi yang didapat atau dijalani, syukuri itu dan niatkan karena rida Allah Swt. Jadi, seberapapun nominal yang di tangan nantinya tidak kecewa melainkan rasa bahagia. Dan rezeki dari Allah tuh suka tidak kita duga," tutupnya.
Reporter: Akbar Satria
Tidak ada komentar
Posting Komentar