Isbroad.com,
Bandung - Di tengah kehidupan masyarakat Kota Bandung, seorang pria
berusia 50 tahun telah memulai revolusi hijau yang mengubah cara pandang
masyarakat terhadap sampah. Asep Mulyana, warga Kelurahan Manjahlega,
Kecamatan Rancasari, bukan sekadar aktivis lingkungan biasa. Ia adalah
pahlawan sampah yang mampu menyulap limbah menjadi berkah bagi
masyarakat dan lingkungan.
"Andai
saja setiap orang memiliki kesadaran bahwa satu sampah dari satu orang
bisa menjadi cikal bakal bencana dan penyakit, tentulah tidak akan ada
sampah yang berserakan," ujar Asep dengan mata berbinar, menggambarkan
visinya akan Bandung yang bersih dan lestari.
Asep tidak hanya
berbicara, tetapi juga bertindak. Setiap hari Senin hingga Jumat, ia dan
timnya dengan tekun mengolah sampah, mengubahnya dari ancaman menjadi
aset. Hasil kerja keras Asep bersama para petugas lainnya, lingkungan
jadi lebih bersih, udara lebih segar, dan yang paling menakjubkan
taman-taman subur bermekaran dari nutrisi sampah yang telah diolah.
Kreativitas
Asep dalam mengelola sampah telah melahirkan inovasi-inovasi baru yang
mengejutkan. Pupuk organik hasil olahannya kini menjadi incaran para
ibu-ibu yang gemar berkebun. "Suka ada itu ibu-ibu yang dateng ke TPS
bawa-bawa botol buat diisi ulang pupuk organiknya. Katanya bagus ini
buat tanaman saya," cerita Asep dengan senyum bangga.
Yang lebih
mengagumkan, Asep memilih untuk membagikan pupuk organik ini secara
gratis kepada warga, menjadikannya imbalan atas partisipasi mereka dalam
program pemilahan sampah. Inilah contoh nyata ekonomi sirkular yang
berdampak langsung pada masyarakat.
Inovasi
terbaru yang kini menjadi andalan Kota Bandung adalah program Rumah
Maggot, program yang diluncurkan pada peringatan Hari Peduli Sampah
Nasional (HPSN) 2024, oleh Pemkot Kota Bandung. Asep, sebagai pionir di
bidangnya, melihat potensi besar dalam program ini.
"Biasanya
sehari itu rumah maggot bisa mengurangi satu ton sampah. Coba neng, kalo
di jalan ketemu truck sampah, kesel gak, baunya menyatu dengan polusi
gitu? Dengan adanya maggot ini insya Allah berkurang," jelasnya
antusias.
Asep menyadari bahwa
kunci keberhasilan pengelolaan sampah terletak pada perubahan pola
pikir masyarakat. Bersama timnya, ia rutin mengadakan sosialisasi,
bekerja sama dengan pemerintah setempat dan Lembaga Pemberdayaan
Masyarakat (LPM).
"Kami tidak hanya mengajarkan cara memilah
sampah, tapi juga menunjukkan nilainya. Ketika warga melihat tanaman
mereka tumbuh subur berkat pupuk dari sampah mereka sendiri, itulah
momen kesadaran yang kami cari," ungkap Asep.
Asep
Mulyana bukan hanya mengubah sampah menjadi sumber daya, ia juga
mengubah cara pandang masyarakat. "Kalo bisa mah kita harus berterima
kasih kepada para pemulung teh neng," ujarnya, mengingatkan kita untuk
menghargai setiap peran dalam rantai pengelolaan sampah.
Perjuangan
Asep adalah bukti nyata bahwa perubahan besar dimulai dari langkah
kecil. Melalui dedikasi dan inovasinya, ia telah menginspirasi banyak
orang untuk melihat sampah bukan sebagai masalah, tetapi sebagai peluang
untuk menciptakan lingkungan yang lebih baik.
Saat ini, Asep dan
timnya terus berjuang, menyuarakan pentingnya pemilahan sampah dan
pelestarian lingkungan. Mereka adalah pionir yang membuktikan bahwa
dengan kesadaran dan tindakan nyata, kita bisa mengubah tantangan
menjadi kesempatan, sampah menjadi sumber daya, dan mimpi akan kota yang
bersih dan lestari menjadi kenyataan.
Reporter: Ananda Anggunistiani
Asep Mulyana, Pahlawan Sampah yang Mengubah Limbah Menjadi Emas Hijau
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar
Posting Komentar