Isbroad.com, Bandung - Di tengah derasnya arus modernisasi kota Bandung, masih ada sejumlah tempat makan yang mempertahankan cita rasa tradisional. Salah satunya adalah Surabi 46, sebuah kedai surabi legendaris di daerah Cipadung yang sudah berdiri sejak 1946. Didirikan oleh Hj Yatini dan Suami, kini kedai ini dikelola anak cucunya sambil mempertahankan resep turun-temurun.
Cita rasa surabi di tempat ini sangat khas. Tekstur luarnya renyah dan bagian dalamnya sangat lembut. Rasa tapai singkong yang dipakai sebagai campuran adonan sangat terasa. Surabi 46 menyediakan surabi polos dan surabi dengan aneka topping seperti kelapa, keju, coklat, dan lainnya.
Selain surabi, kedai ini juga menjual aneka kudapan tradisional seperti bajigur, kolak pisang, cendol, dan masih banyak lagi. Semuanya masih dibuat secara tradisional dan turun temurun. Hal ini lah yang membuat cita rasa makanan di sini tidak ada duanya.
Sepanjang sejarahnya, Surabi 46 selalu ramai dikunjungi pembeli. Mulai dari warga sekitar hingga wisatawan. Bahkan sejumlah artis dan pejabat pernah mampir ke sini. Hal ini menunjukkan bahwa Surabi 46 adalah salah satu ikon kuliner Bandung yang terus dilestarikan.
Keunikan lain dari Surabi 46 adalah suasana kedainya yang sangat sederhana dan apa adanya. Beberapa meja dan kursi terbuat dari kayu dengan cat yang sudah memudar dimakan usia. Dinding-dindingnya dihiasi berbagai foto dan plakat untuk mengenang sejarah panjang usaha ini.
Suasana tradisional seperti inilah yang justru dicari banyak pengunjung. Memberikan kesan nostalgia akan masa lalu di tengah hiruk pikuknya kota Bandung. Pengunjung bisa bernostalgia sambil menikmati surabi yang lezat.
Cara pembuatan surabi di Surabi 46 pun masih sangat tradisional. Bahan-bahannya diolah dengan tangan dan dibakar diatas wajan khusus. Tidak menggunakan mesin atau peralatan modern. Sehingga rasanya pun jauh lebih otentik dibanding surabi kebanyakan.
Untuk menuju Surabi 46, pengunjung bisa naik angkutan umum dari Bunderan Cibiru menuju Cipadung atas. Lalu berjalan kaki sekitar 5 menit sampai menemukan plang bertuliskan "Surabi 46" di sisi jalan.
Waktu buka Surabi 46 pun unik, yaitu sore hari pukul 16.00 - 19.00. Hal ini sudah menjadi tradisi turun-temurun karena konsumen utamanya adalah para pekerja yang ingin bersantap sepulang kerja.
Ditengah gencarnya promosi kuliner-kuliner baru lewat internet, Surabi 46 tetap setia pada cara lama. Kuliner ini tetap eksis dan ramai pengunjung karena promosi dari mulut ke mulut. Inilah bukti bahwa kejujuran cita rasa adalah kunci utama bagi usaha kuliner tradisional.
Dengan sejarah panjang selama hampir 8 dekade dan tetap dipertahankan cita rasanya, Surabi 46 patut dijadikan ikon warisan kuliner Kota Bandung yang wajib dilindungi dan dilestarikan. Semoga ikon legendaris ini akan terus langgeng mewarnai perjalanan panjang kuliner Kota Kembang.
Akmal Oktavian-KPI 5A
Tidak ada komentar
Posting Komentar