KH. Ade Tamim, Pendiri Pertama Pesantren Al-Mu’awanah Ubah Masyarakat Majalaya | Isbroad - Memberi Wawasan Memajukan Peradaban

KH. Ade Tamim, Pendiri Pertama Pesantren Al-Mu’awanah Ubah Masyarakat Majalaya

Isbroad.com, Bandung - Sebagai tokoh yang inspiratip kita bisa belajar dari pimpinan pondok pesantren yang mempunyai tekad yang sangat bagus,beliau telah berhasil mendiirikan pondok pesantren yang sekarang telah banyak di kenal dan memilki santri santri dari berbagai macam daerah, pesantren ini mencapai kemajuan pada saat kepemimpinan KH. Ade Tamim yang dibantu oleh dua orang anaknya yaitu Ustadz Asep Zaky Kamil, S.Pd.I sebagai anak pertamanya dan KH. Muhammad Nasir, S.Pd.I. M.Si sebagai anak ke tiga. Mereka berdualah Yang paling dominan berkontribusi besar hingga mampu mendirikan Pondok Pesantren yang dimana jasa-jasa mereka dapat dirasakan hingga saat ini, semenjak wafatnya anak pertama pondok mengalami goncangan walaupun masih tetap bertahan hingga saat ini.
Ketika itu KH.Ade Tamim mendapat dorongan dan dukungan dari istri maupun anaknya untuk mendirikan Pondok Pesantren Modern Al-Mu'awanah dan bercita-cita ingin menyebarkan agama islam melalui Pesantren, Pondok Pesantren Modern Al-Mu'awanah terletak di desa Biru yang dimana ketika itu masyarakat sangat setuju dan mendukung KH.Ade Tamim yang ingin membangun pondok, begitupun ketua jama'ah dan ketua di setiap koryah yang ada di desa Biru bermusyawarah dan bersepakat untuk beliau (KH. Ade Tamim) dalam mendirikan Pesantren. 
 
Pesantren Al-Mu'awanah ketika awal dibangunnya memiliki 5 lokal yang langsung diresmikan oleh bapak Bupati Bandung bapak Hatta yang diresmikan tanggal 26 agustus 1994. Pada saat itu, santri yang menetap di pondok masih minim jumlah dikarenakan lokal yang masih minim jumlahnya. Selang beberapa lama seiringnya waktu pondok pun maju dan berkembang hingga saat ini yang mampu menampung banyak santri dari beberapa kalangan daerah di Indonesia. Sejak saat itu nama KH. Ade Tamim mulai dikenal masyarakat karena keuletan, keberanian, keistiqomahan dan ketabahannya.
Nama Al-Mu'awanah (Saling Tolong Menolong) dipilih sebagai nama pesantren oleh KH. Ade Tamim, karena sejarah awal berdirinya yang harus dikaji dan harus diketahui oleh seluruh masyarakat, awal mula berdiri keberadaan pondok pesantren tak lepas dari konstruksi kemasyarakatan yang menciptakan suatu transendensi atas perjalanan historisitas sosial. Hal yang menjadi titik penting adalah kenyataan eksistensi pesantren sebagai salah satu pemicu terjadinya kohesi sosial. keniscayaan ini karena pesantren hadir terbuka karena semangat kesederhanaan, kekeluargaan dan kepedulian sosial.
 
Pimpinan Pondok bersama masyarakat begitupun santrinya berjibaku bergotong royong membangun beberapa local untuk tempat belajar dan tinggal para santri, karena jumlah para santri waktu itu masih minim dan lokal yang belum memadai maka pimpinan pondok sepakat untuk membangun lima lokal pertama pembangunan lokal tersebut membutuhkan personil yang banyak maka pimpinan pondok bersama masyarakat begitupun santrinya berjibaku bergotong royong bekerja sama untuk menyelesaikan pembangunan lima lokal utama siang malam terus dikerjakan hingga pembangunan gedung pun selesai dikerjakan.
 
Akhirnya nama Al-Mu'awanah yang dipilih oleh KH.Ade Tamim, yang berarti Saling Tolong Menolong, kehadiranya cukup memberi arti dalam dinamika perkembangan zaman. Peran dan Kontribusi Al-Mu'awanah sudah diakui oleh beberapa pihak, dan terbukti dari semakin pesatnya pesantren ini, baik dari sisi kualitas maupun kuantitasnya.
 
Kehadiran Pondok Pesantren Modern Al-Mu'awanah secara perlahan mampu merubah tata kehidupan masyarakat sekitar. Berkat ketekunan KH. Ade Tamim bersama santri-santrinya, masyarakat disadarkan akan pentingnya agama dalam kehidupan sehari-hari. Tak hanya dalam masalah agama, KH.Ade Tamim juga menyadarkan masyarakat akan potensi ekonomi yang dapat dimanfaatkan guna meningkatkan kesejahteraan.
 
Penyeimbangan antara persoalan ibadah dan kesejahteraan sosial menunjukan bahwa islam bukan hanya persoalan vertikal semata, namun juga ada aspek horizontal di dalamnya. Jalan dakwah yang ditempuh KH. Ade Tamim bukan hanya berkutik di pesantren saja, beliau langsung turun ke masyarakat, memberi pendampingan, dalam masalah ibadah keseharian, besosialisasi bahkan beliau yang mengisi pengajian-pengajian di masyarakat,upaya perubahan yang dilakukan oleh KH.Ade Tamim bersama anak-anak nya untuk memajukan pesantren dan lingkungan masyarakat sekitar mendapat dukungan dari masyarakat. Pondok Pesantren Modern Al-Mu'awanah semakin berkembang, baik dari sisi jumlah santri maupun lembaga pendidikan yang ada di dalamnya.
 
Maka dari itu kita bisa mengambil insfiratif dari kisah beliau agar terus berusaha menyebarkan agama islam dan bertekad kuat untuk melakukan sesuatu yang ingin kita gapai.
 
Reporter: Herawati

Tidak ada komentar

Posting Komentar

ⓒ all rights reserved Isbroad KPI 2024