Bandung, Isboard.com – Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid Wahid salah satu presiden yang keilmuan agamanya dan kenegaraannya sangat mumpuni dan cerdas. Banyak diberitakan bahwa beliau sesekali tertidur ketika sedang berada dalam forum rapat. Tetapi, bukan berarti Gus Dur tidak memahami alur pembicaraan yang sedang berlangsung, ketika beliau terbangun dan ditanya maka dengan kecerdasan dan kerendahan hati Gus Dur mampu menjawab dan mengikuti arah pembicaraan forum diskusi atau rapat.
Dalam pernyataan Gus Dur diatas sepertinya masih sangat relevan pada saat ini yang sebentar lagi akan memasuki pesta demokrasi Pemilihan Umum Presiden 2024. Tak sedikit dari pasangan Capres dan Cawapres beserta partainya yang sangat mati-matian kampanye sana-sini demi sebuah kursi nyaman kekuasaan.
Saling menjatuhkan rasanya menjadi hal yang lumrah dalam dunia politik sebab memang tempatnya bertarung melawan orang-orang yang gila akan kekuasaan dan kehormatan. Namun, Gus Dur tidak memiliki sifat seperti itu. Gus Dur lebih memilih lapang dada ketika terjadi pelengseran jabatan dan tidak ambisius mempertahankan jabatan yang saat itu ia emban.
Dilengserkan dari jabatannya, membuat para pendukung Gus Dur melakukan aksi perlawanan agar jabatan itu bisa terus diemban oleh Gus Dur. Tetapi, Gus Dur menolak dan berkata bahwa "Tidak ada kekuasaan yang perlu dipertahankan mati-matian." Makna yang tersirat dari kalimat tersebut adalah jabatan dan kekuasaan tidak perlu dipertahankan sampai harus mengorbankan darah di dalamnya, tetapi yang utama dari sebuah politik adalah kemanusiaan. Memanusiakan manusia.
Menurut Ahmad Suaedy Dekan Fakultas Islam Nusantara, Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia mengungkap bahwa saat ini demokrasi mungkin secara procedural terus menguat, tetapi dari sisi substansi cenderung melemah. Berbeda ketika masa jabatan Gus Dur yang nilai-nilai demokrasi diperkuat langsung oleh Presiden.
Antikorupsi menjadi komitmen yang Gus Dur bentuk meski pada akhirnya banyak mendapat perlawanan dari berbagai kelompok. Karena Gus Dur ingin pejabat wajib melaporkan kekayaan harta bendanya kepada negara lewat ketetapan presiden. Namun, rancangan ketetapan itu ditolak oleh DPR.
Salah satu sifat dan kalimat yang keluar dari Gus Dur adalah "gitu aja kok repot." Lukman Hakim Saifuddin menggambarkan kalimat ini bahwa Gus Dur tidak mempunyai target atau ambisi kekuasaan yang Gus Dur nikmati secara personal, dan tidak untuk kepentingan pribadi.
Bagi Gus Dur sendiri, demokrasi dan pemilu bukanlah sesuatu hal yang hanya prosedural dan angka-angka electoral, tetapi memiliki nilai perjuangan harkat, martabat manusia dan kesejahteraan bagi orang banyak bukan hanya untuk beberapa kelompok saja.
Reporter : Andra Maulana Arif
Tidak ada komentar
Posting Komentar