Fwd: Mengintip Kegiatan Puskesmas Cibiru dalam Kegiatan Cegah Stunting Pada Anak

Isboad.com,  Bandung - Terus berupaya untuk mencegah stunting pada anak. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan melakukan pemantauan pertumbuhan dan perkembangan anak secara rutin. Pemantauan pertumbuhan dan perkembangan anak dilakukan melalui posyandu. Posyandu adalah wadah pemberdayaan masyarakat untuk meningkatkan kualitas hidup anak. Di posyandu, anak-anak akan ditimbang, diukur tinggi badannya, dan diperiksa kesehatannya secara berkala.

Selain pemantauan pertumbuhan dan perkembangan anak, Puskesmas Cibiru juga memberikan penyuluhan kepada para orang tua tentang pentingnya gizi seimbang untuk mencegah stunting. Penyuluhan ini dilakukan secara door to door maupun di posyandu.
Petugas Puskesmas Cibiru juga memberikan paket makanan tambahan (PMT) kepada anak-anak yang berisiko stunting. PMT ini diberikan untuk membantu memenuhi kebutuhan gizi anak.

Kepala Puskesmas Cibiru, dr. Dewi Ratna Sari, mengatakan bahwa stunting merupakan masalah gizi kronis yang ditandai dengan tinggi badan anak yang berada di bawah standar untuk usianya. Stunting dapat berdampak pada kesehatan dan perkembangan anak, baik secara fisik maupun mental.

"Stunting bisa menyebabkan anak menjadi kerdil, lemah, dan mudah sakit. Selain itu, stunting juga dapat menyebabkan anak mengalami gangguan belajar," ujar Dewi.

dr. Henny menambahkan bahwa pencegahan stunting harus dilakukan sejak dini, yaitu sejak kehamilan. Ibu hamil harus mendapatkan asupan gizi yang cukup untuk memastikan pertumbuhan dan perkembangan janinnya.
"Selain itu, pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan pertama kehidupan juga sangat penting untuk mencegah stunting," pungkasnya.

Pemerintah telah menargetkan untuk menurunkan angka stunting di Indonesia menjadi 14% pada tahun 2024. Untuk mencapai target tersebut, diperlukan kerja sama dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, masyarakat, dan swasta.
Puskesmas Cibiru berharap bahwa upaya-upaya yang dilakukannya dapat membantu mencegah stunting pada anak-anak di wilayah kerjanya.
(Reporter: Juwita Febriyanisa – KPI 5B)