Bandung, Isbroad.com - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyebut bahwa pertanian merupakan sektor yang mengalami dampak paling serius akibat Perubahan iklim. (Dilansir dari situs bmkg.go.id).
Perubahan pola curah hujan dan kenaikan suhu udara, kata Dwikorita, menyebabkan produksi pertanian menurun secara signifikan. Kejadian iklim ekstrem berupa banjir dan kekeringan menyebabkan tanaman yang mengalami gagal panen atau puso semakin luas.
Di desa Padamukti sendiri juga mengalami dampak kekeringan akibat cuaca panas yang sudah berlangsung kurang lebihnya 6 bulan terakhir. Cuaca panas yang terjadi belakangan ini dinilai berpotensi mengganggu ketahanan pangan dan sektor pertanian. Sebab, kondisi ini dapat menyebabkan berkurangnya suplai air dan ancaman kekeringan.
Selain akibat dampak cuaca panas, kekeringan yang melanda lahan pertanian ini juga akibat turunnya debit air sungai yang selama ini menjadi sumber pengairan lahan pertanian. Kondisi tersebut membuat petani terpaksa mencari sumber air lain untuk memenuhi kebutuhan tanaman padi.
Salah seorang petani sawah di Desa Padamukti, Kecamatan Solokanjeruk, Bayo, Selasa (10/10/2023), mengatakan, sawah miliknya mulai kekurangan air untuk memenuhi kebutuhan tanaman padi sejak pertengahan Agustus lalu hingga sekarang. Ancaman kerusakan tanaman padi juga datang akibat serangan hama wereng.
"Musim hujan tahun ini panjang dan kemarau molor. Sekarang masih lebih baik dibanding tahun lalu. Tapi bagaimanapun juga saat kemarau tetap harus cari air dari saluran irigasi," lanjutnya.
Meskipun kondisi sejumlah lahan pertanian di desa Padamukti masih tampak hijau, namun terancam mati karena kekeringan akibat tidak adanya aliran air yang mengalir ke area persawahan, sehingga membuat lahan pertanian mengering sejak sebulan terakhir ini.
Seperti yang terjadi di lahan pertanian yang mengalami kekeringan. Ini disampaikan langsung oleh petani padi Desa Padamukti, Dedi, menurutnya hampir seluruh lahan pertaninannya mengalami kekeringan dan terancam mati. "Gimana lagi kondisi pertanian di sini meski terletak tidak jauh dari sungai, namun akibat kondisi debit air sungai yang menurun dampak cuaca panas, membuat lebih dari ratusan hektar tanaman padi mengering dan terancam mati,"
Ia mengaku kesulitan bila mencari air yang jauh dari sawahnya. Sedangkan untuk sumur bor dekat dengan sawah masih belum tersedia. Sedangkan tanaman padi di sawah memasuki musim panen beberapa waktu yang akan datang. Bila sawah tidak dialirkan air diperkirakan terancam gagal panen.
Para petani pun mulai mengoptimalkan penggunaan pompa air untuk mengambil air di saluran irigasi atau embung yang masih menyisakan sedikit air untuk mengairi sawahnya yang mengalami kekeringan pada bulan ini. Upaya tersebut untuk mencegah terjadinya gagal panen.
Reporter : Esha Ramadansyah
Tidak ada komentar
Posting Komentar