Keramba jaring apung adalah salah satu metode pengelolaan perikanan yang digunakan untuk budidaya ikan di perairan tertentu, seperti danau atau waduk termasuk waduk Saguling. Bertujuan menangkap dan membudidayakan ikan. Keuntungan dari metode ini antara lain meningkatkan produksi ikan, mengurangi tekanan pada sumber daya alam, dan membantu dalam pemulihan ekosistem perairan. Selain itu, metode ini juga dapat memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat setempat melalui penjualan hasil tangkapan ikan.
Berkah itu turut dirasakan pak Ahmad Sopian selaku kepala dusun desa Budiharja kecamatan Cililin. petani KJA di Waduk Saguling asal Desa Budiharja Kecamatan Saguling, KBB. Dia sudah belasan tahun menggantungkan hidupnya dari usaha budidaya ikan.
"Dari tahun 1990 saya sudah di sini. Pokoknya pas awal-awal Waduk Saguling beroperasi," ujar pak Ahmad. Minggu (06/08/2023).
Dia adalah salah satu perintis keberadaan budidaya ikan di Waduk Saguling. Awalnya, kata pak Ahmad, hanya ada beberapa keramba milik petani termasuk dirinya. Para petani membudidayakan berbagai jenis ikan air tawar dari mulai ikan patin, ikan nila hingga ikan mas. "Dulu mah hanya ada beberapa dan saya termasuk salah satu perintisnya. Yang dibudidayakan di sini ada ikan mas, patin sama nila," kata Inan.
Tapi lama kelamaan hanya ikan nila dan ikan patin saja yang banyak masyarakat budidaya, karena
Seiring berjalannya waktu, keramba jaring apung di Waduk terus bermunculan dan jumlahnya ada ratusan. Pak Ahmad sendiri hingga kini sudah memiliki 10 keramba yang membudidayakan ikan patin dan ikan nila.
Dari usaha itulah pak Ahmad mampu meraup cuan yang sangat menggiurkan. Dari satu keramba saja dia bisa mendapat Rp.40jt dalam satu kali masa panen.
"Kalo untuk nila anen itu bisa sebulan sekali, bisa juga dalam sebulan enggak panen. Ilang patin hanya bisa panen sekitar 4-6 bulan saja karena harus menunggu ikan itu besar sampai 1 kg perekornya", bener pak Ahmad.
Usaha budidaya ikan di Waduk Saguling memiliki risiko yang pastinya pernah dialami Inan bersama petani lainnya. Di antaranya dimana ia pernah mengalami kematian ikan secara mendadak karena berbagai faktor seperti air yang tercemar limbah.
Namun salah satu kendala itu kini bisa diatasi karena Waduk Saguling cenderung sudah terhindar dari limbah sejak keberadaan Satgas Citarum Harum. "Jadi kuncinya kalau mau sukses dan bertahan, tetap semangat dan jangan kendor takut gagal," imbuh pak Ahmad
Tidak ada komentar
Posting Komentar