Mengukir Keindahan Alam dengan Tangan Terampil Perajin Anyaman Bambu.

Perajin anyaman bambu di desa Budiharja Kecamatan Cililin, Kabupaten Bandung Barat masih bertahan ditengah kembang maraknya perkakas serta perabotan plastik.

Meskipun sebagai pekerjaan sampingan, tetapi kerajinan anyaman turun-temurun sehingga menjadi ikon industri rumahan berbasis kearifan lokal bagi masyarakat desa Budiharja. Kerajinan anyaman bambu seperti membuat bakul nasi, dunak dan anting (wadah tempat makanan) di Desa Budiharja cukup dikenal masyarakat sebagai desa pengrajin anyaman. Karena sebagian besar setiap rumah adalah perajin anyaman bambu.

Saya sejak remaja sudah belajar membuat bakul bambu, ” kata ibu pera, salah seorang perajin anyaman bambu.

Setiap hari, ia menganyam dimulai dari menyisik, menjahit, hingga di akhiri dengan pemberian zat pengkilat.

“Anyaman ini biasanya dibawa ke bandar, tetapi jika ada pembeli yang datang ke rumah untuk membeli, satu bakul kecil untuk wadah nasi di hargai Rp.10.000 per buah," ucapnya.

Untuk bahan, dirinya tidak kesulitan karena sudah ada pemasok yang datang kepada para perajin. “Alhamdulilah bisa menambah penghasilan keluarga, walaupun saat ini produksi perabotan anyaman bambu sudah kalah saing dengan perabotan berbahan plastik” kata dia.

Menurut dia, sejatinya warga di wilayahnya sangat berpotensi untuk mengembangkan produk anyaman bambu. Bahkan anyaman ini sudah terjual di IKEA. "Harapannya, desa kami menjadi salah satu sentra kerajian anyaman bambu yang terus bertahan di Kabupaten Bandung Barat.” jelasnya.