Sumber: lampung.nu.or.id |
Hallo teman-teman, mungkin dari kita, terkhusus orang-orang muslim memandang anjing sebagai hewan yang kotor, rendah, najis, dan hina. Tapi, ternyata ada loh manusia yang dijuluki sebagai anjing, ya semacam anjing yang hidup dalam badan manusia. Eits, ini bukan sembarang judge yah, sebab, Abu Hamid al-Ghazali (Imam al-Ghazali) dalam kitab Ihya Ulumuddin nya menyebutkan ciri-ciri manusia yang seperti anjing, ini nih ciri-cirinya:
واعلم انّ القلب المشحون بالغضب، والشّره الى الدّنيا، والتكالب الى الدّنيا، والخرص على التمزيق لأعراض النّاس.. كلب في المعنى
"Dan ketahuilah, bahwasanya hati yang dipenuhi dengan rasa marah (emosi), rakus terhadap dunia, menggonggong kepada dunia, serta berambisi dalam mengoyak kehormatan manusia atau orang lain, itu adalah anjing secara maknawi".
Hati yang kotor salah satunya akan melahirkan sifat rakus, tamak, gila dunia. Maka menjaga hati untuk bisa merasa cukup dengan apa yang ada saat ini merupakan hal yang harus kita latih. Henry Manampiring dalam bukunya yang (mungkin) sudah kita kenal yaitu "Filosofi Teras", beliau menyatakan bahwa, "Kamu tak akan pernah merasa miskin jika merasa cukup dengan apa yang dimiliki, bukan dari persepsi orang lain". Artinya, ketika kau penuhi dirimu dan hatimu dengan rasa cukup (qana'ah:istilah dalam Islam), maka kita tidak akan pernah merasa miskin, kurang, apalagi menjadi manusia yang menghinakan diri.
Terakhir, ada kutipan dari buku yang sama (Filosofi Teras) bahwa, "kebahagiaan hanya bergantung kepada hal-hal yang bisa kamu kendalikan".
Tidak ada komentar
Posting Komentar