pexels.com/Ahmed Aqtai |
Ramadhan adalah
bulan penuh rahmat, ampunan, serta keberkahan. Walaupun harus menahan lapar,
haus, serta amarah, seluruh umat Islam di dunia sangat menanti dan menunggu
serta menyambut dengan antusias bulan ini. Namun, suasana Ramadan kali ini
tentu sangat berbeda. Bagaimana tidak berbeda? Allah sedang menguji umatnya
dengan memberi cobaan virus seperti ini.
Pemerintah menganjurkan masyarakat untuk
tetap di rumah dan beribadah dari rumah. Anjuran tersebut lantas membuat tempat
beribadah umat Islam sepi dikala Ramadan. Hal ini dilakukan untuk membantu dan
menyukseskan program Pemerintah dalam mengurangi penyebaran virus.
Bahkan tanpa diduga beberapa Musala dan
Masjid di tempatku secara diam-diam melaksanakan ibadah tarawih, dengan cara
mematikan lampu dan tidak menggunakan pengeras suara pada saat ibadah
berlangsung. Jemaah yang datang untuk mengikuti ibadah dapat dihitung dengan
jari, walaupun beberapa Musala dan Masjid nekat mengadakan tarawih tentu mereka
tetap menjaga jarak selama beribadah.
Tak hanya ibadah tarawih, ibadah salat
Jumat pun masih dilakukan beberapa Masjid dekat rumahku. Ibadah tersebut tak
berlangsung lama karena pengurus Masjid mendapat teguran dan ditutuplah
sementara Masjid itu dalam melaksanakan salat berjamaah.
Saat ini kegiatan ngabuburit atau
menunggu azan magrib menjelang berbuka puasa pada bulan Ramadan jarang dilakukan
masyarakat, tidak seperti tahun sebelumnya, tampak jalanan ramai dengan hiruk
pikuk kendaraan yang membisingkan disertai kepulan asap memenuhi udara dan
menunjukkan jalanan ramai kendaraan.
Kebanyakan masyarakat, baik kalangan
muda sampai dewasa melakukan buka puasa di rumah saja bersama keluarga
tercinta. Begitupun keluargaku, kami memilih untuk tetap berdiam diri di rumah.
Berbuka dan salat tarawih kami lakukan bersama di rumah, dengan Ayah menjadi
imam.
Sore hari ketika aku ingin pergi ke
supermarket terdekat rumah aku melihat hampir seluruh restoran cepat saji sepi,
tidak ada pembeli, tidak ada aktifitas makan di tempat bersama teman, kawan,
kerabat, maupun saudara. Hanya terlihat makanan yang dibungkus untuk dibawa
pulang.
Buka puasa bersama di luar, tidak ada.
Teman-temanku juga tak berniat untuk mengajak buka puasa bersama di luar.
Beberapa orang kini mengadakan buka puasa bersama yang dialihkan dengan buka
puasa online, kegiatan ini bertujuan agar tetap berlangsungnya buka puasa
bersama tanpa harus bertatap muka, serta untuk selalu menjaga silaturahmi satu
dengan lainnya.
Sempat tebersit perasaan sedih dengan
suasana seperti ini. Lantas, akupun segera menyadari. Untuk apa bersedih?
Segala kejadian yang terjadi di dunia ini tentu semua atas kehendak Allah.
Allahlah penyusun skenario sekaligus sutradara terbaik, sedangkan manusia hanya
pemeran dalam jalan cerita yang telah Allah buat. Sekuat apapun manusia
berusaha dan berencana, akan tetap kuat rencana Allah. Sebesar apapun usahamu,
tidak akan mampu menyandingi kekuasaan Allah.
Allah memberikan cobaan seperti ini
tentu tidak akan sia-sia. Akan selalu ada hikmah dibalik cobaan yang telah
Allah berikan. Salah satunya adalah ketika kita sibuk bekerja sehingga tidak
sempat buka puasa di rumah bersama keluarga atau pada saat kita yang
menyibukkan diri dengan buka puasa bersama teman, kawan, sahabat di luar.
Dengan adanya cobaan seperti ini, banyak waktu luang untuk kita habiskan
bersama keluarga.
Percayalah kita mampu melewatinya,
selama kita selalu bersama. Selalu berdoa dan memohon perlindungan kepada-Nya
agar selalu diberi kesehatan serta kekuatan. Segala sesuatu yang sudah
direncanakan Allah adalah kehendak-Nya agar kita kembali dan merenungkan diri.
Tidak ada komentar
Posting Komentar