Bandung, Isboard.com- Gedung bercat
abu dengan aksen merah, dihiasi label nama dengan warna perak, bagai emas
diantara tmpkan kuningan, gedung ini bertempat tak jauh dari pasar kosambi,
dengan tempat yang agak tersembunyi, dan tentu karena bertempat di pasar jika
ingin menuju gedng ini harus melewati jalanan yang agak becek akibat drainase
dari pasar. Namun tak pernah menyrutkan semangat para pecinta seni yang ingin
mask dan menonton pementasan teater disana, gedung it bernama Rumentang Siang, gedung
kesenian yang sering di pakai para pelaku teater sebagai sarana pementasan dan
sering dikunjungi para pecinta teater untuk menikmati pementasan teater.
Gedung yang sudah berdiri 80 tahunan
ini sudah cukup mempunyai nama di wilayah jawa barat, khususnya di daerah
bandung dan sekitarnya, gedung ini didirikan pada tahun 1925, oleh pemerintahan
kolonial belanda, dan dahulu kala digunakan sebagai gedung bioskop oleh
orang-orang belanda dengan nama Dipoli.
Kemudian, pada akhir masa jabatan
gubernur solihin, beliau merubah gedung ini menjadi gedung kesenian pertnjukan
atas permintaan para seniman yang sepakat memintanya atas tawaran dari gubernur
solihin sebagai tanda jasa terakhir belia sebelum lengser, sehingga dibangun
pada than 1975 dirubahlah gedng Dipoli yang asalnya bioskop menjadi gedung
pertunjkan Rumentang Siang.
Rumentang berasal dari kata “rentang”
yang berarti samar-samar, dan siang yang artinya jelas, sehingga
filosofi dari nama rmentang Siang adalah menjelaskan yang samar-samar, yang
asalnya kesenian itu tidak diketahui masyarakat kini bisa dikenal dengan adanya
tempat pertunjukan, jadi kesenian yang belum terkenal dan berasal dari daerah
yang jauh bisa di perkenalkan kepada masyarakat di gedunjg ini, sebagai
informasi gedung ini masih beroprasi sebagai gedung pertunjukan sampai hari ini
gedung ini juga sering di jadikan sebagai tempat perlombaan kesenian bertaraf provinsi
Jawa barat.
-Azhar Nuryadin-
Tidak ada komentar
Posting Komentar